Dapat Perhatian Ekstra, Cabor Biliar Makin di Gemari

Sabtu, 15 Januari 2022
Palu- Pada ajang PON Papua, kita sebatas berharap. Namun siapa sangka, Ardin Wiranata, atlit Biliar asal Sulteng, tepatnya Kota Palu, ternyata lolos juara 2 setelah dikalahkan Arun, atlit billiar asal Kalimantan Selatan. Seketika, cabang olahraga (Cabor) satu ini kian jadi buah bibir selain Taekwondo, karate dan Cabor lain yang juga pulang dengan medali.
Di Kota Palu sendiri, tempat olahraga biliar yang cukup representatif ada di beberapa titik. Dua di antaranya En Club di jalan MH Thamrin dan 8 ball di jalan Emi Saelan yang setiap malam selalu disinggahi pengunjung. “Artinya, animo publik terhadap Cabor Biliar tidak bisa dipandang sebelah mata. Bahwa olahraga ini banyak peminat sehingga harus ditata agar dapat memunculkan lebih banyak lagi Atlet-atlet berprestasi,” ujar Bob, manager 8 ball.
Meningkatnya peminat cabor Billiar juga terlihat dari Turnamen Biliar Ikhsan Kalbi Cup 2022 yang digelar di 8ball 8-16 Januari kemarin. Dari data Panitia Penyelenggara, jumlah atlit yang ikut bertanding pada turnamen itu bahkan menembus angka 128 orang. Padahal, panitia membatasi kelas peserta hanya diperuntukkan bagi atlit dengan kelas Handicap 3, 4a, 4b dan Handicap 5, atau dapat dikategorikan sebagai kelas pemula dan menengah alias non open Tournament.
Namun di tengah minat publik yang makin menggemari billiar, dari sisi reputasi rasanya Sulteng masih harus terus berbenah. Selama mengikuti event nasional, baru kali ini atlit Sulteng dapat meraih medali perak di PON Papua kemarin. Tentu itu juga tidak lepas dari tangan dingin Nizar Rahmatu yang menahkodai Pengprov POBSI Sulteng sebagai Ketua. Maka tak heran, saat penyematan kalung medali pada Ardin Wiranata, Nizar pun tak mampu membendung air mata haru.
Walau masih terdapat kekurangan di cabang olahraga billiar sangat disadari Husin Alwi ST. Selaku Sekretaris Pengprov POBSI Sulteng yang juga pemain biliar, ia melihat beberapa titik yang harus dapat perhatian ekstra di cabang olahraga itu. “Memang perlu penataan serius. Selain karena olahraga ini juga salah satu unggulan, image publik yang masih menilai negatif dengan judi dan lain sebagainya juga jadi pekerjaan rumah untuk segera kita tata,” terang Husin Alwi ST, Sekretaris POBSI Sulteng.
Menurutnya, program penataan atlet biliar akan diupayakan sampai pada kelas khusus pelatihan beberapa atlit lokal terpilih untuk dipersiapkan mengikuti setiap event turnamen billiar. “Bicara tentang biliar memang tidak hanya menyoal olahraganya. Ada banyak faktor yang saling memiliki keterkaitan satu sama lain. Soal karakter atlet, kepribadiannya bahkan hingga pendidikan sebagai salah satu faktor penunjang ,masa depannya pun harus ikut difikirkan,” terang Husin. (nsr)