Politisi Sulteng Harus Kaya Narasi

Selasa, 18 Januari 20222
Opini – Kita sering mendengar ide atau gagasan besar yang disampaikan oleh para politisi, entah itu politisi/tokoh nasional maupun internasional. Ide atau gagasan para politisi terlahir dari pengalaman panjang yang dialami oleh yang bersangkutan dalam hidupnya dan menjadi suatu pelajaran yang berharga bagi dirinya dan orang lain yang diajarkannya. Tapi tahukah kita, bahwa tidak semua orang dapat mengolah pengalaman, imajinasi, dan pandangan ke depan menjadi suatu narasi yang bisa disampaikan dengan baik dan terstruktur kepada pihak lain. Karena kemampuan tersebut hanya dimiliki oleh politisi yang mumpuni dan visioner.
Visi para politisi dapat menjadi suatu narasi jika dikemas dan disampaikan dengan terstruktur dan sistematik sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan oleh orang lain. Sebelum berbicara narasi lebih jauh, saya akan menyampaikan sedikit pengertian tentang narasi. Narasi itu sendiri adalah berasal dari kata Latin narre, yang artinya memberi tahu. Narasi berhubungan dengan usaha untuk memberitahu sesuatu atau peristiwa. Narasi adalah suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak-tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu kesatuan waktu. Keraf (2001:136), berpendapat bahwa Narasi adalah bentuk wacana yang sasaran utamanya berupa tindak-tanduk yang dijalin dan dirangkai menjadi suatu peristiwa yang terjadi dalam satu kesatuan waktu.
Sekarang, tidak banyak tokoh di Indonesia yang punya narasi besar dalam politik kebangsaan yang mampu membangkitkan semangat keindonesiaan kita. Kalau bisa saya sebutkan beberapa tanpa bermaksud mengerdilkan yang lainnya yaitu, Presiden kita saat Ini, Bpk Joko Widodo yang ingin memindahkan ibukota negara dari jakarta ke Kalimantan Timur, kemudian Menteri Pertahanan RI, Bpk Prabowo Subianto yang ingin membuat Indonesia kembali menjadi macan asia (negara super power di Asia) dan Politisi kawakan negeri ini yaitu, Bapak Surya Paloh dengan jargon Restorasi Indonesia. Tentu hal ini menjadi sesuatu yang membuat kita miris, apakah karena bukan zamannya lagi atau memang karena para politisi negeri ini terlalu disibukkan dengan rutinitas pekerjaan sehari-hari yang digeluti.
Dahulu, zaman pendiri bangsa ini (Founding Fathher’s) Soekarno dan Hatta serta para tokoh lainnya, narasi merupakan sesuatu yang sangat istimewa dan menginspirasi banyak orang. Bahkan Kemerdekaan bangsa ini, yang merupakan Rahmat dan ketetapan Allah SWT, juga tidak terlepas dari adanya narasi kebangsaan yang dicetuskan oleh para politisi/tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia, termasuk Soekarno dan Hatta yang kemudian menjadi presiden dan wakil presiden pertama Indonesia.
Saat ini, dimana telah terjadi disrupsi dalam berbagai bidang yang mendorong terciptanya perubahan yang begitu cepat dan dinamis, tentu memerlukan narasi besar untuk membuat bangsa ini lebih maju, sejahtera dan bermartabat. Narasi yang sepatutnya dibangun adalah narasi yang membangkitkan semangat dan optimisme bahwa kita adalah bangsa besar, bangsa yang punya daya saing, sekaligus bangsa Superior bukan Inferior, karena bangsa kita memiliki Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam yang begitu luar biasa.
Jika hal ini terjadi maka persoalan rumit dan ruwet bangsa ini dapat teratasi dengan solusi kongkret dari sesama anak bangsa khususnya para aktor pemerintahan yang hari ini masih berkutat dengan persoalan penanganan pandemi covid-19 yang tercatat dari awal maret 2020 hingga Juli 2021, sudah menghabiskan dana hingga Rp 885,28 triliun. Memang tidak mudah membuat narasi besar karena dibutuhkan pengetahuan, kemampuan olah pikir yang mumpuni serta visi cemerlang, akan tetapi hal ini harus dilakukan jika ingin bangsa ini besar dan bisa menguasai dunia.
Khusus di Sulawesi Tengah, tidak banyak politisi yang punya narasi besar, pernyataan ini bukan untuk mendiskreditkan pihak lain, akan tetapi lebih untuk memotivasi para politisi agar punya narasi besar membangun sulawesi tengah saat ini dan akan datang. Jika menyelaraskan dengan Visi Gubernur Sulteng periode 2021-2024 yaitu “Gerak Cepat Menuju Sulawesi Tengah Lebih Sejahtera dan Lebih Maju” maka membangun narasi menjadi sangat penting untuk mewujudkan visi besar tersebut. Peran para politisi sangat krusial dalam mewujudkan mimpi besar Gubernur yang di torehkan melalui Visi.
Para politisi harus menghidupkan ruang demokrasi ditengah-tengah masyarakat dengan banyak memberikan pendidikan politik melalui ruang diskusi publik yang pada akhirnya bermuara kepada ide/gagasan yang dapat menghasilkan sebuah narasi. Termasuk membangun narasi dibidang olahraga untuk membangkitkan minat dan bakat anak muda sulteng untuk berprestasi seperti atlet sepakbola kebanggan sulteng yang baru saja memperkuat Tim Nasional Garuda pada perhelatan Piala AFF yaitu “Witan Sulaeman”.
Bukan itu saja, membangun narasi juga dapat dilakukan oleh para politisi via media cetak dan online melalui tulisan edukatif dan inspiratif yang tentunya dapat membentuk optimisme publik akan perubahan yang lebih baik dimasa kini dan akan datang. Karena pada dasarnya masyarakat butuh perubahan. Saya teringat sloga inspiratif dari mantan presiden Amerika Serikat Donald Trum “Make Amerika Great Again” yang berarti bahwa akan membawa Amerika sebagai negara Super Power kembali dengan segala kelebihan dan kebesarannya.
Coba bayangkan jika para politisi sulteng bisa melakukan hal-hal yang demikian, maka akan tercipta tradisi baru yang positif dan menghasilkan output yang super membanggakan, yang pada akhirnya akan membawa daerah ini maju dan mengejar ketertinggalan dari daerah lain dipulau jawa yang saat ini masih menjadi pusat pertumbuhan yang dominan.
Badan Pusat Statistik Republik Indonesia (BPS RI) di triwulan ketiga tahun 2021 mencatat bahwa pulau jawa masih memberikan kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yaitu sebesar 57,55 persen; Pulau Sumatera sebesar 21,95 persen; Pulau Kalimantan sebesar 8,32 persen; Pulau Sulawesi sebesar 6,98 persen; Pulau Bali dan Nusa Tenggara sebesar 2,75 persen; dan Pulau Maluku dan Papua sebesar 2,45 persen.
Kita berharap, agar lahir para politi sulteng yang benar-benar kaya akan narasi sehingga daerah ini bisa menjadi daerah maju dan menjadi pusat pertumbuhan di Indonesia Timur karena merupakan salah satu wilayah penting penyangga Ibukota Negara baru nantinya, yaitu Kalimantan Timur. Mudah-mudahan segera terealisasi, aamiin….
Penulis
Mohamad Rivani, S.IP, M.M
Pegawai BPS Kota Palu
Pemerhati Masalah Sosial dan Ekonomi Sulawesi Tengah