Rabu, 21 Desember 2022

mediapalu.com – Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kota Palu saat ini sementara dalam proses pembangunan smelter tembaga yang direncanakan akan rampung dan mulai beroperasi pada tahun 2023.

Hal ini dikemukakan Komisaris PT. Wanhong Nonferrous Recycling Utilization, Andre Pahlevi kepada wartawan di area smelter, Rabu (21/12/2022).

Menurutnya, pembangunan smelter akan rampung pada Februari 2023 mendatang. Di mana saat ini sudah terbangun dua tungku.

Total area bangunan konstruksi smelter yang di garap PT. Wanhong Indonesia By PAM Group yang sudah terbangun sekira 38 hektar. Khusus bangunan pabrik 8 sampai 11 hektar yang sedang berjalan.

Direncakan, sebelum memasuki tahun depan lahan area smelter akan dibebaskan 100 hektar.

“Estimasi produksi di sampaikan,dalam Satu tungku mampu menyerap 1500 orang tenaga kerja. Itu baru pegawai di situ,” ujar Andre Pahlevi.

lanjut dikatakan, sementara ada dua tungku smelter akan beroperasi di tahap awal dari 10 tungku yang direncanakan dibangun perusahaan,belum termasuk
sektor lain. Itu hanya ada di dalam tungku,” katanya.

Perlu di ketahui Smelter di KEK Palu memprioritaskan tenaga kerja masyarakat lokal untuk direkrut sebagai pegawai, ujar Andre.

Ia juga mengaku sejauh ini tidak ada hambatan selama proses pembangunan smelter di KEK Palu, bahwa secara tata ruang hanya di KEK Palu yang layak dibangun smelter, tegasnya.

Kenapa memilih di KEK, karena tata ruangnya industri. Prosesnya tidak menunggu lama dan semua dimudahkan.

Ia mengaku, pihaknya membangun smelter di KEK,mengingat potensi raw material yang akan disuplai dari beberapa kabupaten, bahkan dari luar Sulteng juga bisa masuk di KEK Palu,mulai dari Donggala, Tolitoli, Buol, Parigi, sampai ke Gorontalo untuk jenis mineral tembaga bisa suplai ke sini.

Yang harus dipertegas katanya, raw meterial yang masuk ke smelter mereka tentunya yang sesuai dengan ketentuan dan mempunyai izin yang sah dan bukan material ilegal.

Sementara, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi PLT, Basir Tanase mengemukakan selain di Palu, Morowali, dan Morut, belum ada skema tata ruang di daerah lain di Sulawesi Tengah.

“Untuk Sulawesi Tengah baru KEK palu ini, selain Morowali yang membangun sudah benar benar ada smelter dan harus di kawasan industri,” jelas Basir Tanase.

Ia menegaskan, jika pihak – pihak yang mengaku akan membangun smelter di daerah tertentu selain di Palu, Morowali, dan Morut, dapat dipastikan tidak mempunyai izin tata ruang dari Dinas PU Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi.

“Kita kan tau semua Ada aturannya. Dan ini juga merupakan bagian dari visi misi kak Cudy (Gubernur),walau baru setahun lebih telah menunjukkan kinerjanya untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat dan insya Allah dua periode beliau,” katanya.

Basir menekankan, apapun resikonya akan mendukung penuh visi misi dan program Gubernur Sulteng, Rusdy Mastura atau kerap disapa Cudy menyangkut kepentingan masyarakat Sulteng.

Sebab kata dia, Sulteng membutuhkan pemikiran Out of the box seorang Cudy yang mempunyai lompatan kuantum dalam membangun daerah ini.
(Ifan)

By admin